Eternal Love (Part 1)

Genree: Romance, Tragedy, Yuri

Enjoy…

OoooooO

Mungkin Jessica menjadi jenuh menatapku, karena matanya kini penuh oleh senyuman Tiffany. Tawa Tiffany, sentuhan lembut Tiffany, bahkan mungkin pelukan Tiffany. Satu yang aku tahu, tidak ada aku lagi di sana. Di matanya..Gambar

Yuri POV

“Berita buruk..” Taeyeon melemparkan setumpuk Koran ke depan wajahku. Jantungku hampir saja copot melihatnya. Bagaimana tidak jika foto-fotoku dan Jessica terpampang dengan begitu jelas di headline berita. Dia terlihat begitu frustasi, seolah dia telah membaca berita ini sejak lama dan memikirkannya. Kelihatannya, memang begitu.

“Aku.. bagaimana mungkin? Ini?” aku mengangkat tumpukan Koran dengan gemetaran untuk membaca berita yang tertulis di dalamnya.

SESAMA ANGGOTA SNSD BERCIUMAN DI PINGGIR TAMAN.

Ya, sesama yeoja. Ini akan jadi santapan paling hangat. Untuk siapapun juga, tidak hanya bagi yulsic shipper. Tapi seluruh masyarakat korea, bahkan seluruh Asia. Mengingat reputasi SNSD yang sudah dikenal baik di daerah Asia. Sial.. ini tidak mungkin. Padahal aku sudah sangat berhati-hati selama ini.

“Tidak mungkin, Taeyon. Aku yakin tidak ada siapapun pada saat itu!”

“Benarkah? Lalu apa ini?” Taeyon mengerang frustasi. Aku menatapnya tak mengerti. Di dalam gambar itu jelas-jelas adalah aku dan Jessica yang sedang berciuman dengan sangat mesra. Pada saat itu, hari terakhir konser kami di US, aku dan Jessica menghabiskan senja di pinggir sebuah taman. Entahlah, suasana pada sore itu membuat kami berdua lupa diri hingga berciuman begini mesra. Sumpah mati, taman sedang sepi pada hari itu.

“Kwon Yuri, dengarlah..” Taeyon yang sedari tadi berdiri tegang kini melemas dan duduk di hadapanku.. “Aku tidak mungkin melarang kalian berdua menjalin hubungan, mengingat aku dan Tiffany melakukan hal yang sama. Hanya satu hal yang kuminta, berhati-hatilah kalian berdua saat di tempat umum!”

Air mata tak terbendung lagi, aku mulai terisak dan menangis. Aku tahu betul apa konsekuensinya. Ini membuatku gila!

“Kau bisa menghancurkan SNSD kalau begini.. aish!” Taeyon menghempaskan tubuhnya ke sofa. Kami berdua sama-sama terdiam, hanya suara isakanku yang menggema.

“Apa.. Jessica sudah mengetahui ini?” tanyaku lirih.

“Tidak mungkin dia tidak mengetahuinya. Seluruh Korea pasti sudah mengetahuinya.”

Aku tidak hanya merugikan diriku, ataupun anggota SNSD, tapi juga Jessica. Aku pasti telah menyusahkannya. “Dimana dia sekarang?”

“Entahlah..” jawab Taeyon lemah. “Mungkin di kamarnya. Carilah dia.. ah! Kemanapun! Carilah dia Yul! Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau dia tidak berada di dorm sekarang. Dia akan jadi umpan terempuk bagi para wartawan!” Taeyon seperti tersadar bahwa Jessica mungkin tidak berada bersama kami di dorm. Aku dengan sigap berlari ke kamarnya.

Kosong..

Kemana dia? sial! Tadi dia bilang akan mencari makanan ke supermarket dekat sini. Sial sial sial! Aku segera berlari mengambil kunci motor dan memakai helmku. Aku tidak tahu lagi dengan kecepatan berapa motorku melaju. Yang jelas hanya ada satu tempat yang hendak kutuju. Jessica. Dimanapun kau berada.. aku yakin kau sedang kesulitan sekarang.

Benar saja..

Segerombolan wartawan berdiri dengan beringas mengelilingi seseorang yang aku yakin betul adalah Jessica. Aku segera menembus kerumunan itu dengan helm gelap yang menutupi seluruh wajahku. Kulemparkan helm itu pada Jessica dan segera kutarik tangannya untuk segera naik ke atas motor. Kulajukan motor itu menjauh dari kerumunan dan segera membawanya ke dorm.

“Yul! Ada apa ini?” Tanya Jessica dengan panik. “Wartawan itu! memberondongku dengan berbagai pertanyaan yang tidak kumengerti sama sekali!”

Aku memeluk Jessica dengan erat. Entahlah ini tindakan tepat atau tidak di tengah suasana genting begini. Yang jelas aku butuh untuk di tenangkan, dan Jessica satu-satunya orang yang bisa menenangkanku.

“Tenangkan aku, Sica-ah.” Kataku lembut di telinganya.

“Ada apa Yul? Beritahu aku, kalau ini sesuatu yang penting..”

Aku menggeleng lemah. “Kita masuk dulu kedalam, aku akan menjelaskan semuanya. Berjanjilah padaku..” aku mencium kepalanya berkali-kali. Ya ampun, jika saja tadi terjadi sesuatu dengan gadis ini. “Jangan panik. Oke?”

Jessica mengangguk mantap. Aku menggandeng tangannya masuk ke dalam. Tiffany, Taeyon, dan Hyoyeon duduk diam di ruang tamu. Tak bergeming, seperti memang sedang menanti kedatangan kami berdua. “Mana yang lain?” Tanya Jessica.

“Entahlah. Seohyun sedang ke toko buku, aku sudah menghubunginya. Dia sedang bersama Yoona. Sunny dan Sooyoung sedang pergi makan keluar. Sebentar lagi mereka akan sampai..” jawab Hyoyeon.

“Bacalah ini, Sica.” Aku mengambil Koran itu dan memberikannya. Jessica terlihat sama kagetnya sepertiku. Dia menatapku dan Koran itu secara bergantian. Mulutnya menggumamkan sesuatu yang kuduga ‘tidak mungkin’..

Jessica hampir terjatuh jika saja aku tidak memeluk dan menopang tubuhnya. Dia pasti sama syoknya denganku, hanya saja aku yakin aku masih lebih cukup kuat untuk menjaganya. “Tenanglah, Sica-ah. Aku akan menjagamu..”

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tiffany memecah keheningan. “Masalah ini harus segera diselesaikan. Sebenarnya.. aku memiliki beberapa alternatif pemecahan.” Katanya lagi.

“Apa itu, Fany?” Tanya Taeyon.

“Satu, kita benar-benar mengakui pada publik bahwa foto itu bukan rekayasa, dan mereka berdua memang benar-benar sepasang kekasih..” katanya dingin. “Tentu saja, resikonya. Mengancam SNSD ataupun sebaliknya. Public bisa menerima dengan tangan terbuka, yang mana kemungkinannya kecil sekali.”

“Kedua, terpaksa hubungan kalian berdua harus segera diakhiri, dan secepatnya kalian harus mencari pacar pengganti. Namja tentunya..”

“Tidak mungkin.” Jawabku dingin. Kutatap Tiffany dengan tajam, alternatif kedua itu. aku tidak suka.

“Ketiga..” lanjutnya lagi. “Kita mengungkapkan pada publik bahwa foto itu hanya rekayasa semata, dan kita harus segera mencari kambing hitamnya. Kita bayar dengan uang, dan menyatakan bahwa kita memaafkan orang itu, sehingga semua baik-baik saja.”

“Fany-ah. Aku tidak suka dengan cara yang ketiga, itu berarti kita akan membohongi publik, juga para fans kita.”

“Hanya itu yang terlintas di pikiranku, Taeng.” Tiffany menarik tangan Taeyon agar duduk di sampingnya.

Bel dorm berbunyi. Ah pasti itu mereka berempat. Tiffany dengan sigap membukakan pintu untuk mereka. Wajah mereka juga sama tegangnya dengan kami semua.

“Aku sudah mendengar beritanya..” Yoona langsung menghambur masuk. Melihatku sepintas lalu Taeyon.

“Apa yang harus kita lakukan, Leader?” Tanya Seohyun.

“Apapun caranya, Yul. Aku sudah memutuskan.” Jantungku hampir keluar mendengar Taeyon mengucapkan itu. aku menduga-duga apa keputusannya.. “Kami akan melindungi kalian, biar bagaimanapun. Kita tidak mungkin kehilangan kalian berdua.”

SooYoung yang pertama kali berlari kea rah kami berdua dan memelukku, hingga aku hampir terjatuh.

“Kita tidak akan mungkin kehilangan kalian berdua..” katanya dengan terisak. Hatiku menghangat merasakan pelukan Sooyoung, begitu juga dengan member lain yang mendukung kami berdua.

“Kita akan menemukan pemecahannya, Unnie.” Ujar SeoHyun. Kini dia juga ikut memelukku dan Jessica, isakan Jessica mengeras membuat ruangan kini dipenuhi oleh suasana haru. Tanpa sadar butir-butir air mata menetes di pipiku. Ya ampun, anak-anak ini..

Ah. Terima kasih semuanya.

OooooO

Mataku mengerjap berusaha terbiasa dengan sinar lampu kamar yang terang benderang. Kurasakan tangan Sica masih memeluk tubuhku dengan erat. Keresahan kami berdua pasti sama besarnya, namun aku tau Sica jauh lebih ketakutan dari pada diriku sendiri. Sica takut pada banyak hal, hingga aku yang selalu menjaganya kemanapun. Gadis ini…

Masih saja tertidur dengan wajah yang damai. Bahkan mataku saja tidak bisa terpejam sama sekali sejak kemarin malam.  Dasar tukang tidur..

Kurengkuh tubuhnya kedalam pelukanku berharap dia mendapatkan kehangatan yang menenangkannya. Kukecup rambutnya dengan lembut. Harumnya memiliki daya tarik tersendiri untuk indera penciumanku.

“Aku takut, Yul..”

Jessica? Tidak tidurkah dia?

“Kupikir kau masih tertidur, sayang.”

Dia menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat lebih resah dibandingkan kemarin siang.

“Aku tidak tidur semalaman suntuk. Hanya memejamkan mata saja.” Jessica menenggelamkan wajahnya kedalam pelukanku. “Yul..”

“Ya?”

“Apakah SM akan mengeluarkan kita dari SNSD? Aku tidak mau kalau sampai itu terjadi..”

“Tenanglah Sica-ah. Apapun yang terjadi, aku akan memikirkan jalan keluarnya. Yang terpenting sekarang, aku tidak mau melihatmu resah..”

Tok.. tok..

“Masuklah..” Sica menyahut lemah. Ternyata Tiffany yang mengetuk pintu. Aku dan Jessica tidak merubah posisi kami sedikitpun, tetap berpelukan seperti saat sebelum Tiffany memasuki kamar kami. Wajahnya terlihat tanpa emosi saat mengatakan ini..

“Manajer mencari kalian..” ujarnya dingin. Hingga membuatku menggigil, meskipun Jessica yang selama ini dijuluki Ice Princess, terkadang aku merasa Tiffanylah si putri es itu. entahlah, tapi hanya saat dia melihatku, dia terlihat sangat ketus. Menyebalkan.. “Saranku, mulailah terbiasa untuk tidak bermesraan seperti itu, lagi. Di tempat umum maupun bukan..”

Jessica tertegun mendengar pernyataan Tiffany. Dasar perempuan aneh. Aku mengabaikannya dan mengajak Jessica keluar untuk menemui manajer kami bersama-sama. Aku tahu, pasti kami tidak akan luput dari masalah yang sedang menjadi gunjingan masyarakat ini. Jessica menggenggam tanganku erat, sangat erat. Aku tahu, dia pasti semakin resah sekarang. Wajahnya terlihat panic. Meski aku tak kalah panik, aku harus tetap mengambil konsekuensi apapun untuk menolongnya.

OooooO

Jessica POV

Jantungku berdegup amat kencang. Aku benar-benar menyesali hari itu, kenapa aku sampai tidak bisa menahan emosi. Jika saja aku tidak memaksa Yuri untuk menciumku di petang itu, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Yuri tidak pernah menyalahkanku. Itu yang membuatku semakin jatuh cinta padanya setiap detik hidupku. Dia berusaha menjaga dan menolongku di setiap saat.

Hingga hari ini, dia tidak sedikitpun menyalahkan keteledoranku yang menciumnya dengan tiba-tiba waktu itu. aku hanya tidak tahan menikmati suasana taman yang dipenuhi nuansa romantisme itu. Yuri sempat menolak ciuman itu, sepertinya akal sehatnya sempat bekerja semestinya, bahwa kita tidak bisa bertindak sembarangan di tempat umum. Namun ciuman singkatku membuatnya terpancing. Kita berciuman mesra, aku bahkan berfikir itu adalah masa terindah hubunganku dengannya.

“Ribuan surat dari para penggemar memenuhi kantorku sekarang.” Ujar manager oppa dengan dingin. Wajahnya terlihat sangat tegang. Aku mencengkram tangan Yuri, hingga Yuri sempat meringis kesakitan. Namun dia tersenyum, masih berusaha membuatku merasa tenang. “Menurutmu apa yang harus kulakukan untuk menyelesaikan ini semua?” pertanyaan retoris itu. Manager menantang kami berdua.

“Bukankah, adegan ciuman sesama yeoja bukan lagi hal yang aneh?” jawab Yuri dengan berani. “Penggemar Yulsic pun banyak. Kenapa kita tidak menyatakan pada publik bahwa itu hanya fan service?”

“Fan service katamu?” suara manager semakin meninggi. “Adegan ciuman yang di dapatkan secara sembunyi dengan kamera fans, juga ciuman kalian berdua yang begitu penuh gairah, hanya orang bodoh yang akan mempercayainya.”

Kuamati wajah para anggota SNSD, sama tegangnya dengan kami berdua. Ini benar-benar buruk.

“Maafkan kami..” aku tidak tahan lagi. Hal apa yang lebih baik selain meminta maaf?

“Permintaan maafmu tidak akan menghentikan surat-surat yang semakin menggila, juga headline berita di Koran yang tak henti-hentinya membahas kalian berdua.” Katanya ketus. Aku bergeming mendengar kata-kata manager yang terdengar penuh amarah. pertama kalinya aku melihat dia semarah ini.

“SM memiliki pemecahan yang kuyakin tidak akan kalian setujui..” katanya lagi. “Yuri ataupun Jessica, salah satu dari kalian harus digantikan dengan member yang baru.”

Jantungku hampir melompat keluar mendengar keputusannya. Yuri terlihat hampir menangis, dia menggandeng tanganku semakin erat. Yuri pasti akan mengorbankan segalanya untukku. Bahkan aku berani meyakini, pada saat ini, dia pasti berfikir untuk merelakan dirinya keluar dari SNSD demiku. Aku tahu, dia akan sangat sedih jika hal itu terjadi.

“Itu tidak akan terjadi..” Taeyeon menyela manager dengan nada tidak setuju. “Tidak akan ada yang bisa menggantikan Yul ataupun Sica.”

“Tenanglah, Yul.” Bisikku padanya.

“Aku sudah mengungkapkan itu juga pada direktur. Dia memang menyetujuinya, namun dia membuat keputusan yang juga tidak menyenangkan. Jika Yuri dan Jessica harus terus bertahan di sini..” manager menatap wajahku dan Yul bergantian. “Yulsic tidak boleh ada lagi..” ultimatum terakhirnya.

“Apa maksudmu, Oppa?” Tanya Yuri.

“Mulai hari ini aku tidak ingin melihat kalian bergandengan..” Yuri melepas genggaman tangannya. Aku semakin ketakutan. “…atau bahkan tampil bersama. Kalian tidak boleh lagi memberikan fan service dalam bentuk apapun. Aku juga tidak ingin melihat hal itu terjadi bahkan saat kalian berada di dalam dorm. Saling menjauhlah sejauh mungkin..”

“Bagaimana dengan pers? Apa yang akan kita ungkapkan pada mereka mengenai ciuman itu?” Tiffany akhirnya membuka suara.

“Kita akan mengadakan jumpa pers. Kalian harus hadir, dan menyatakan bahwa ciuman itu tidak benar.”

Manager menatap wajah Tiffany sejenak.. “Aku memintamu untuk menjauhkan mereka berdua. Ini perintah..” katanya dengan tegas sebelum pergi dan meninggalkan kami dengan beribu pikiran berkecamuk.

Tiffany?

Wajah Yuri telah bersimbah air mata. Dia menatapku juga dengan tatapan yang sama. Tidak aka nada ciuman, pelukan, atau bahkan sedikit sentuhan untukku. Aku sudah terlalu terbiasa dengan kehadirannya di sebelahku. Sentuhan-sentuhan kecil yang manis dan lembut untukku. Yuri terisak, membuat hatiku sangat sakit.

“Maafkan aku, Yul. Mulai hari ini, Sica harus tidur di kamarnya sendiri. Aku benar-benar tidak menyukai hal ini, anggap saja ini untuk sementara..” Taeyeon menyentuh bahuku dan berusaha menenangkanku. Kini aku yang terisak. Aku takut jika harus tidur tanpa Yuri yang memelukku. “Maafkan aku, Sica..” dia berbisik di telingaku.

Yuri berbisik dengan amat perlahan saat dia berjalan keluar menjauh dariku.. “Saranghaeyo, Sica-ah.”

OooooO

Yuri POV

Suasana tegang telah berakhir, aku hanya melangkah lunglai menuju kamarku. Masih ada harum Jessica di sana, meski ini bukan pemecahan masalah yang terbaik, namun ini jauh lebih baik, aku tidak harus terpisah jarak dan waktu dengannya. Aku masih bisa melihatnya dari jauh, menjaganya, meskipun tidak akan menyentuhnya. Semua ini adalah konsekuensi yang harus kami jalani.

Aku akan menjaga keputusan ini demi Jessica.

Kenapa Tiffany? Kenapa Tiffany yang harus menjauhkan kami berdua. Aku merasakan suatu hal yang janggal dengannya. Entah halusinasiku saja atau memang ini sungguhan, aku sempat melihat senyumannya sekilas saat manager menugaskannya untuk mengawasi kami berdua.

Sica-ah..

OoooO

Meski puluhan hari telah berlalu, keputusan terakhir tentangku dan Jessica tidak pernah membuat keadaan kami lebih baik. Aku jarang berbicara dengannya, meski publik berangsur-angsur menghentikan topik menarik tentang ciumanku dan Jessica sejak kami mengadakan jumpa pers, aku tidak pernah merasa tenang. Melihatnya berada dalam genggaman Tiffany, membuatku resah. Aku melihat Tiffany dengan eye-smilenya sebagai hal paling munafik dan menyebalkan.

Dia dan peran antagonisnya di mataku. Dia tidak hanya berusaha memisahkan, namun juga semakin menelusup jauh ke dalam kehidupan Jessica. Persis sama seperti yang kulakukan dulu saat pertama kali jatuh cinta padanya. Aku tidak cukup percaya, Tiffany bisa menjaga Jessica sebaik aku menjaganya. Aku tahu tatapan itu, tatapan kagum dan keinginan yang besar untuk melindungi gadis dingin seperti Jessica. Gadis yang kutahu terlihat begitu rapuh.

Taeyeon berfikir sama denganku, dan kuyakin dia pun tak menyukainya. Hanya tidak pernah kami suarakan berbagai pemikiran yang berkecamuk. Aku hanya tahu dari cara Taeyeon menatap kedekatan Jessica dan Tiffany. Di penuhi oleh sesuatu yang kukenal bernama amarah.

Aku mulai lelah dengan hal janggal yang terjadi belakangan ini semenjak tertangkap basahnya ciuman kami. Tatapan Jessica yang seperti memohon untuk memintaku hadir kembali dalam hidupnya sering kali kuabaikan. Aku tidak sanggup lagi menatap matanya yang cantik itu. membuatku semakin ingin memeluknya seperti dulu. Bukankah lebih baik begini? Demi semua anggota.

Mungkin Jessica menjadi jenuh menatapku, karena matanya kini penuh oleh senyuman Tiffany. Tawa Tiffany, sentuhan lembut Tiffany, bahkan mungkin pelukan Tiffany. Satu yang aku tahu, tidak ada aku lagi di sana. Di matanya..

“Kau tidak rindu padaku?” Jessica menarik tanganku suatu sore. Saat para member sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing hingga mungkin mereka tidak menyadari hilangnya kami dari ruang tamu. Aku tidak menjawab pertanyaan Jessica. Pertanyaan yang sangat jelas jawabannya. Ya, aku sangat rindu padanya.

“Aku percaya, Tiffany bisa menjagamu dengan baik, Sica-ah.” Jawabku dingin.

“Aku rindu padamu..” matanya sendu. Matanya seperti panda, seperti tidak pernah tidur selama berminggu-minggu. Meski wajahnya tetap cantik di mataku.

“Kita harus menjaga jarak, Sica..”

“Sampai kapan?” tanyanya lirih.

“Entahlah..”

Sebelum member yang lain menyadarinya, terutama Tiffany yang kelihatannya mulai mencari-cari keberadaan Jessica, Jessica milikku. Aku segera bergerak menjauh darinya, dan melanjutkan aktivitasku sebelumnya. Jessica berbisik perlahan, aku tidak mendengarnya, jadi aku mengabaikannya dan berpura-pura tidak pernah berbicara dengannya.

“Yul..” Taeyeon memanggilku. “Aku pikir harus membicarakan ini denganmu. Tapi tidak disini, bagaimana kalau kita pergi ke kafe terdekat?”

“Penting?”

“Ya, buatku.”

“Sekarang?”

“Ya, aku benar-benar butuh berbicara denganmu.”

TBC..

69 thoughts on “Eternal Love (Part 1)

  1. Kim_Sone YulSica

    Ommo~ yul gentle bgt.
    Kagum ma sikapnya yul bener” kekasih yg bs diandalkan.
    Sica beruntungnya dirimu unnie.
    Sulit nih bayangin fany jd jahat. Fany knpa mw misahin yulsic? Masa fany suka ma sica? Trs teang gmn?
    Waah ga bener nih.
    ditunggu next partnya chingu.
    YulSic harus bersatu.
    Hwaiting.

    Reply
  2. ryne#s0ne

    anyeong author, new reader di sini *bow

    wogh dari bau-baunya tiffany suka sama jessica tuh
    ANDWEE~
    TAENY&YULSIC harus tetap bersatu,, \’o’/

    lanjuuuuuut 😉

    Reply
  3. taetae_fun

    kasian bnget yulsic…

    apa fany ska ma sica…
    taeyon ma yuri dibkar api cemburu nih…

    Reader bru,salam kenal,, ^^

    Reply
  4. taetae_fun

    kasian bnget yulsic…

    apa fany ska ma sica…
    taeyon ma yuri dibkar api cemburu nih…

    Reader bru,salam kenal,, ^u^

    Reply
  5. Youngie_bunny

    Kasian Taeng sama yul T.T yulsic taeny pisah andwe , fany knp kau jd jahat kasian taeng T.T
    jangan” yang ngambil fto yulsic fany #eh
    taeng : jangan blng fanyku jahat -_-” ini cuman peran aja #dipeluk fany
    me : nae #ngangguk”
    (abaikan)
    lanjut thor ^^

    Reply
  6. wiyulsic

    hiks..hiks..hisk
    omo ! Kasian bangt yuri mmengorbankan perasaannya demi sica “ice princes” aku suka bangt sm jalan cerita ff mu thor … Jangan pisahkan pasangan YULSIC 🙂
    fighting .. U.u

    Reply
  7. rani

    Cerita@ menarik,
    N kasihan lhat yuri,n taeyeon..
    Apa ya rencana fany?
    Mga2 yulsic n taeny tetap brsatu..
    Gomawo..
    Lanjut part berikut@..

    Reply
  8. Gehoo Shijahe YunjaeDrarrykaishin

    Mungkin salah satu’x ff ni ak jd suka ma yulsic.hhh
    Kasian bnr yulsic.
    Fany knp jd antagonis?
    *capcus k chap 2*

    Reply
  9. Yeoun12

    [annyeong.. qu reader br nih dsini.. slm knl]

    weeuuwwww….

    kasiann… kok bisa ketahuan sihhh…
    YulSic g boleh pisah..
    tuhh lagi si Ppany, g tw ap maunya…

    ok lanjut ke next chap !!

    Reply
  10. Cacu Cullen

    temen2 suggest kata’y wp ini bagus dr dlu…tp blom da wkt buat maen ke wp ini….pas di baca….wew!!! nice wp!!

    ok,,, :)) i’ll leave comment for the next one

    thanks for update,, dan i’m new reader :)) anneyong

    Reply
  11. Jung Vidrie

    Asyeeeeeek YulSic is REAL!! Haha
    Huaaa author, kasian bgt yul ma tae disini 😦
    Woi ppany! Yg ice princess tuh sica, buka kamu, maen ambil aja gelar orang hoho
    Aku ngebayangin ekspresi ppany di MV Paparazzi, pas sebelum tirai merah di buka tuh, dingin beeeeut! Iya ga thor?
    Semoga kekuatan cinta yulsic tak tergoyahkan oleh apapun, amin.. #eaaa
    Semangat terus thor! Kamu pasti bisa! #naon??
    *lanjut next chapter 🙂

    Reply
  12. YoonSicTaeNy

    annyeong … aku reader baru …

    benar benar menegangkan …

    yulsic … sica begitu frustasi kelihatanny krna berpisah dgn yul …

    what happen about fany??? apa yng direncanakanny??

    Reply
  13. horetaeng

    Halo author,reader baru :))
    Weww seru banget nih, si fany misterius bgt deh,apa dia yg moto yulsic ciuman??
    Nyesek bgt jadi yulsic :((
    Okedeh lanjut aja

    Reply
  14. Ulfaa

    Taeyeon sm Yuri lagi galau. Kasian yah mereka berdua..
    Tpi ceritanya bagus thor!
    Permisi *ngelanjutin perjalanan*

    Reply
  15. lee deyeon

    Aiiiih nyesek bnget baca ini, ga tega baca ini Yulsic dpisahin, pdahal Yulsic ga mau pisah, yaah tpi demi kbaikan jga..
    Kasian juga Yul ma Taeng..

    Reply
  16. levi

    what happened with pany??
    aq rasa sih pany cemburu sama kedekatannya yulsic deh..
    atau jgn2 dia yg nyebarin tuh foto ke media massa,,

    Reply
  17. levi

    yulsic so sweet2 bgt deh..
    udh disuruh pisah eh malah sama2 saling rindu..
    sweet bgt deh yulsic..
    happy ending deh akhirnya..

    Reply
  18. yulsic_jangg

    beginilah karma buat orang2 byun, lagian gak tau tempat main nyosor aja wkwk
    pany suka sama sica ya?
    wah2, rempong ae
    tae pasti cemburu berat noh,
    kaciaaaaaaaaaaan

    Reply
  19. childchoding

    kasian yulsic hrs jaga jarak…d sini fany koq antagonis gitu ya apa fany suka sica????trs taeng gmn….
    yg sabar yh yul

    Reply
  20. Always Loyalist

    Kashanx psngan yulsic,truss knpa tuh fany unnie perhatisnx ke sica unnie smpai sgitux,apa dia ada perasaan sm sica unnie,entahlah
    So lanjuuuut thoooor

    Reply
  21. haeyeonkim

    Si nakal Jessi 😂😂. Coba itu kalo beneran terus yang liatnya aku pasti digrebek 😂😂😂
    Fotonya biar aku simpen hahah

    Reply

Leave a reply to mello Cancel reply